Powered By Blogger

Selasa, 03 Agustus 2010

Cerita Motivasi

Selalu Bersyukur

Killer Traffic Generation Tactics

Cerita klasik sederhana yang luar biasa ini Karya ANDRIE WONGSO, cerita ini telah menyadarkan banyak orang, termasuk kami.

Di sebuah kerajaan, sang raja memiliki kegemaran berburu. Suatu hari, ditemani penasehat dan pengawalnya raja pergi berburu ke hutan. Karena kurang hati-hati, terjadilah kecelakaan, jari kelingking raja terpotong oleh pisau yang sangat tajam.

Raja bersedih dan meminta pendapat dari seorang penasihatnya. Sang penasehat mencoba menghibur dengan kata-kata manis, tapi raja tetap sedih.

Karena tidak tahu lagi apa yang mesti diucapkan untuk menghibur raja, akhirnya penasehat itu berkata: “Baginda, apa pun yang terjadi patut disyukuri”.

Mendengar ucapan penasehatnya itu sang raja langsung marah besar : “Kurang ajar ! Kena musibah bukan dihibur tapi malah disuruh bersyukur…!”

Lalu raja memerintahkan pengawalnya untuk menghukum penasehat tadi dengan hukuman tiga tahun penjara.

Hari terus berganti. Hilangnya jari kelingking ternyata tidak membuat raja menghentikannya berburu. Suatu hari, raja bersama penasehatnya yang baru dan rombongan, berburu ke hutan yang jauh dari istana. Tidak terduga, saat berada di tengah hutan, raja dan penasehat barunya tersesat dan terpisah dari rombongan. Tiba-tiba, mereka dihadang oleh orang-orang suku primitif. Keduanya lalu ditangkap dan diarak untuk dijadikan korban persembahan kepada para dewa.

Sebelum dijadikan persembahan kepada para dewa, raja dan penasehat barunya dimandikan. Saat giliran raja yang dimandikan, ketahuan kalau salah satu jari kelingkingnya terpotong, yang diartikan sebagai tubuh yang cacat sehingga dianggap tidak layak untuk dijadikan persembahan kepada para dewa.

Akhirnya, raja ditendang dan dibebaskan begitu saja oleh orang-orang primitif itu. Dan penasehat barunya yang dijadikan persembahan kepada para dewa.

Dengan susah payah, akhirnya raja berhasil keluar dari hutan dan kembali keistana. Setibanya di istana, raja langsung memerintahkan supaya penasehat yang dulu dijatuhinya hukuman penjara segera dibebaskan.

“Penasehatku, aku berterimakasih kepadamu. Nasehatmu ternyata benar, apa pun yang terjadi kita patut bersyukur. Karena jari kelingkingku yang terpotong waktu itu, hari ini aku bisa pulang dengan selamat. . . . “
Kemudian, raja menceritakan kisah perburuannya waktu itu secara lengkap.

Setelah mendengar cerita sang raja, buru-buru sipenasehat berlutut sambil berkata:
“Terima kasih baginda. Saya juga bersyukur baginda telah memenjarakan saya waktu itu. Karena jika saya tidak dipenjara, maka bukan penasehat yang baru itu yang akan jadi korban, melainkan saya yang bakal diajak baginda ikut berburu dan sayalah yang akan menjadi korban dipersembahkan kepada dewa oleh orang-orang primitif. Sekali lagi terima kasih baginda telah memenjarakan saya, sehingga saya tetap selamat saat ini.”

—————-

Cerita ini mengajarkan suatu nilai yang sangat mendasar, yaitu apa pun yang terjadi, selalu bersyukur, saat kita dalam kondisi maju dan sukses, kita patut bersyukur, saat musibah datang pun kita tetap bersyukur.

Dalam proses kehidupan ini, memang tidak selalu bisa berjalan mulus seperti yang kita harapkan. Kadang kita di hadapkan pada kenyataan hidup berupa kekhilafan, kegagalan, penipuan, fitnahan, penyakit, musibah, kebakaran, bencana alam, dan lain sebagainya.

Manusia dengan segala kemajuan berpikir, teknologi, dan kemampuan antisipasinya, senantiasa berusaha mengantisipasi adanya potensi-potensi kegagalan, bahaya, atau musibah. Namun kenyataannya, tidak semua aspek bisa kita kuasai. Ada wilayah ‘X’ yang keberadaan dan keberlangsungannya sama sekali di luar kendali manusia. Inilah wilayah Tuhan Yang Maha Kuasa dengan segala misterinya.

Sebagai makhluk berakal budi, wajar kita berusaha menghindarkan segala bentuk marabahaya.
Tetapi jika marabahaya datang dan kita tidak mampu untuk mengubahnya, maka kita harus belajar dengan rasa syukur dan jiwa yang besar untuk menerimanya. Dengan demikian beban penderitaan mental akan jauh terasa lebih ringan, kalau tidak, kita akan mengalami penderitaan mental yang berkepanjangan.

Sungguh, bisa bersyukur dalam keadaan apapun merupakan kekayaan jiwa.

Maka saya sangat setuju dengan kata bijak yang mengatakan
KEBAHAGIAAN DAN KEKAYAAN SEJATI ADA DI RASA BERSYUKUR.

Senin, 26 Juli 2010

Cerita Inspirasi Dari Andrie Wongso

SAATNYA BANGKIT!!!
Action & Wisdom Motivation Training

Tanpa terasa, seratus tahun sudah, kita memperingati Hari Kebangkitan Bangsa. Sebuah hari yang mengingatkan kita pada cita-cita besar untuk mempersatukan bangsa. Cita-cita itu dimulai dari sebuah perkumpulan pemuda yang didirikan oleh Dr Soetomo, tepatnya pada 20 Mei 1908 silam. Di bawah penjajahan Belanda, para pemuda tersebut mempunyai cita-cita luhur, demi memikirkan nasib bangsa yang kala itu sangat buruk, selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa lain.

Kini, seratus tahun kemudian, setelah hampir 63 tahun kita merdeka, kita perlu kembali menanyakan makna Hari Kebangkitan Bangsa tersebut. Sebab, hingga kini, cita-cita tersebut sepertinya masih harus terus diperjuangkan. Apalagi, sejak era krisis moneter yang-bisa dikatakan-belum pulih sepenuhnya. Kita juga perlu bertanya, apakah dalam masa kepemimpinan enam presiden yang berbeda, telah mengantarkan kita pada era kebangkitan yang sebenarnya?

Satu abad bukanlah masa yang singkat dalam hitungan waktu. Namun, untuk sebuah perjuangan, nampaknya waktu satu abad berlalu dengan cepat. Karena itulah, tepat kiranya jika momen seratus tahun Kebangkitan Nasional ini kita jadikan sebagai sarana refleksi diri dan bangsa. Inilah saatnya menghadirkan kembali ruh dan jiwa kebangsaan Indonesia dalam diri dan pribadi masing-masing.

Seperti yang dicita-citakan Organisasi Boedi Oetomo, yakni keinginan menyatukan para pemuda dalam sebuah organisasi yang terbuka dan tidak berdasar kelompok tertentu, maka selayaknya kita juga perlu menjadikan persatuan sebagai dasar penyemangat untuk bangkit, sejajar dengan negara-negara lain di dunia. Sebab, hanya dengan memosisikan diri sejajar dengan bangsa lain, kita akan mampu menunjukkan jati diri dan kebesaran Indonesia sebagai sebuah bangsa yang kaya, baik kaya Sumber Daya Alam, maupun manusianya.

Maka, adanya semboyan adiluhung, Bhinneka Tunggal Ika-berbeda-beda, tetapi tetap satu- adalah sebuah simbol kekayaan bangsa, yang perlu kita pupuk untuk menjadi solusi kebangkitan bersama. Hanya dengan persatuan dalam kebersamaan, kita mampu membangun kembali harga diri bangsa. Dengan semangat tersebut, kita akan dapat mengenali kelemahan dan kekurangan, sehingga bisa dijadikan sarana evaluasi untuk mengembalikan harkat dan martabat kita.

Mari, secara tegas dan tuntas, kita buang semua hal negatif, seperti disintegrasi, ketidakdisiplinan, ketidakpercayaan diri, kemalasan, keengganan belajar, dan semua sifat serta sikap yang hanya akan membelenggu kita pada keterpurukan. Tentu, ini membutuhkan kerja bersama dari semua pihak. Kita hilangkan sifat saling menyalahkan dan kita ganti dengan sikap saling dukung dan dorong demi membangun kemajuan bersama.

Kita tumbuhkan kekayaan mental untuk membuktikan bahwa sukses juga adalah hak bangsa kita. Success is my right!!! Dengan semangat seratus tahun kebangkitan bangsa, kita bangun kembali ruh dan jiwa sebagai bangsa Indonesia yang satu. Tak perlu menunggu instruksi dari atasan, tak perlu mencari-cari penghargaan, kita buktikan dengan tindakan nyata, Indonesia akan segera bangkit, sejajar dengan bangsa lain di dunia.

PENJUDI YANG SADAR

Action & Wisdom Motivation Training

Beberapa waktu yang lalu, saya dikejutkan oleh sebuah telepon yang masuk. Orang di seberang telepon, mengaku berasal dari sebuah kota di Kalimantan. Yang mengejutkan adalah kisahnya yang dituturkan dengan penuh nada sesal.

Dari seberang telepon, saya mendengar orang tersebut seperti sedang memendam beban sangat berat. Suaranya setengah terbata-bata. Dan memang, ternyata ia sedang dalam kekalutan yang sangat hebat. Bahkan, kekalutannya itu sempat membutakan pikirannya.

Orang itu mengaku sudah dua kali hendak mengakhiri hidupnya. Namun, ia menyebutkan dirinya selalu terngiang sebuah seminar yang diikutinya beberapa tahun silam. Dalam seminar tersebut, ia mengaku teringat ucapan-ucapan saya yang membuatnya sempat “terbakar” sehingga punya letupan semangat untuk melanjutkan hidup.

Dalam dua kali percobaan bunuh dirinya itu, ia merasa ketakutan. Saat itu, ada satu hal yang saya katakan dengan tegas, “Apakah dengan mengakhiri hidup, masalahmu akan segera terselesaikan? Pasti tidak! Mungkin apa yang kamu rasakan sebagai masalah di dunia bisa saja akan hilang, tapi ‘kehidupan’ sesudah kematian itu justru akan lebih menyakitkan karena perbuatanmu. Dengan bunuh diri, kamu akan mendapat siksa yang amat pedih di alam baka!”

Saya juga mengatakan, bahwa tidak ada yang bisa mengakhiri hidup kita kecuali Tuhan. Sebab, hanya Tuhanlah yang berhak mencabut nyawa seseorang. Di seberang, suaranya makin terbata-bata menahan tangis. Tak lama, ia lantas mengaku, bahwa dirinya terlahir di tengah keluarga yang berada. Namun, ia terjebak pada kebiasaan jelek, yakni bermain judi mesin. Ia kalah berkali-kali. Namun, kekalahan tak membuatnya jera, namun justru membuatnya makin penasaran. Itulah yang menjadikannya bangkrut dan makin terjauh dari keluarganya. Kegalauan akibat peristiwa itulah yang membuatnya merasa terpuruk hingga akhirnya sempat memutuskan hendak mengakhiri hidupnya.

Setelah sedikit reda emosinya, saya pun mengatakan, bahwa dirinya memang salah. Namun, tidak ada kesalahan yang tak bisa diperbaiki jika kita punya kesadaran untuk berubah. Saya katakan kepadanya, bahwa hal pertama yang harus dilakukannya adalah menghentikan kebiasaan negatifnya, yakni berjudi. Ia harus mampu benar-benar menjauh dan menahan diri dari setan judi mesin yang masih menggodanya.

Kemudian, saya anjurkan juga padanya untuk meminta maaf kepada orang terdekatnya yakni orangtuanya. Saya yakin, dengan permintaan maaf yang tulus, mereka akan menerimanya kembali dengan tangan terbuka.

Sebagai manusia yang beragama, saya katakan padanya untuk kembali mendekatkan diri pada Tuhan sesuai dengan kepercayaannya. Ditambah tindakan nyata untuk menghilangkan kebiasaan buruk, maka saya yakin ia akan bisa kembali bangkit. Apalagi, disertai dengan unsur think and action yang tepat, akan tumbuh kekuatan luar biasa yang menggantikan kekalutan dalam diri sehingga ia akan mampu mengatasi semua masalahnya.

Mendengar semua perkataan tersebut, dari seberang telepon, terdengar suara tangis yang makin terisak. Namun, kali ini tangisnya mengandung aura yang berbeda. Sebab, tak lama kemudian, ia mengucap kalimat yang pendek namun tegas, “Saya pasti berubah, Pak.”

Pembaca yang budiman,

Memang, dalam hidup ini kita kadang membuat kesalahan. Tapi, dengan sikap yang benar disertai mental yang kaya dan pikiran positif, adanya kesalahan justru akan membuat kita belajar banyak hal.

Maka, jangan beri kesempatan atau memberi kompromi pada hal yang negatif dan merusak. Jangan sampai kita terjebak pada hal-hal negatif seperti pergaulan bebas, narkoba, judi, hingga sikap miskin mental seperti iri, dengki, benci, malas, dan berbagai pengaruh buruk lainnya.

Mari tingkatkan kekayaan mental dengan mendekatkan diri pada Tuhan. Sebab, sebagai insan beragama, kita harusnya sadar bahwa apapun yang terjadi pada kita, tak kan terjadi tanpa peran kita sendiri yang menentukan. Hal ini dikarenakan Tuhan tak kan merubah nasib seseorang, tanpa ia berusaha sendiri untuk mengubahnya.

Jaga sikap dan mental positif, pupuk semangat kerja disertai perjuangan nyata, maka kita akan jadi insan yang luar biasa. Dengan think and action, kita tunjukkan bahwa kita mampu terbebas dari belenggu tantangan dan hambatan sesulit apapun, hingga dapat mewujudkan sukses sejati, karena “Success is My Right”!!!

Proficiat.. Nothing is impossible..
Andrie Wongso

FAN SHI GAN JI – Andrie Wongso

FAN SHI GAN JI – Andrie Wongso



Cerita klasik sederhana tentang kebijakan dan kesuksesan
yang luar biasa. Karya ANDRIE WONGSO.

Alkisah, di sebuah kerajaan, sang raja ,memiliki kegemaran berburu. Suatu hari, ditemani penasehat dan pengawalnya
raja pergi berburu ke hutan.Karena kurang hati-hati, terjadilah kecelakaan, jari kelingking raja terpotong oleh pisau yang sangat tajam.Raja bersedih dan meminta pendapat dari seorang penasihatnya.Sang penasehat mencoba menghibur dengan kata-kata manis, tapi raja tetap sedih.
Karena tidak tahu lagi apa yang mesti diucapkan untuk menghibur raja, akhirnya penasehat itu berkata: ‘Baginda, FAN SHI GAN JI, apa pun yang terjadi patut disyukuri ‘.mendengar ucapan penasehatnya itu sang raja langsung marah besar.

‘Kurang ajar ! Kena musibah bukan dihibur tapi malah disuruh bersyukur…!’ Lalu raja memerintahkan pengawalnya untuk menghukum penasehat tadi dengan hukuman tiga tahun penjara. Hari terus berganti. Hilangnya jari kelingking ternyata tidak membuat raja menghentikannya berburu.Suatu hari, raja bersama penasehatnya yang baru dan rombongan, berburu ke hutan yang jauh dari istana. Tidak terduga, saat berada di tengah hutan, raja dan penasehatnya tersesat dan terpisah dari rombongan. Tiba-tiba, mereka dihadang oleh orang-orang suku primitif. Keduanya lalu ditangkap dan diarak untuk dijadikan korban persembahan kepada para dewa. Sebelum dijadikan persembahan kepada para dewa, raja dan penasehatnya dimandikan.

Saat giliran raja yang dimandikan, ketahuan kalau salah satu jari kelingkingnya terpotong, yang diartikan sebagai tubuh yang cacat sehingga dianggap tidak layak untuk dijadikan persembahan kepada para dewa. Akhirnya, raja ditendang dan dibebaskan begitu saja oleh orang-orang primitif itu. Dan penasehat barulah yang dijadikan persembahan kepada para dewa. Dengan susah payah akhirnya raja berhasil keluar dari hutan dan kembali keistana. Setibanya diistana, raja langsung memerintahkan supaya penasehat yang dulu dijatuhinya hukuman penjara segera dibebaskan. ‘Penasehat ku, aku berterimakasih kepada mu. Nasehatmu ternyata benar, apa pun yang terjadi kita patut bersyukur. Karena jari kelingkingku yang terpotong waktu itu, hari ini aku bisa pulang dengan selamat. . . . ‘ Kemudian, raja menceritakan kisah perburuannya waktu itu secara lengkap.

Setelah mendengar cerita sang raja, buru-buru sipenasehat berlutut sambil berkata: ‘Terima kasih baginda. Saya juga bersyukur baginda telah memenjarakan saya waktu itu. Karena jika tidak, mungkin sekarang ini, sayalah yang menjadi korban dipersembahkan kepada dewa oleh orang-orang primitif.’

Cerita di atas mengajarkan suatu nilai yang sangat mendasar, yaitu FAN SHI GAN JI apa pun yang terjadi, selalu bersyukur, saat kita dalam kondisi maju dan sukses, kita patut bersyukur, saat musibah datang pun kita tetap bersyukur. Dalam proses kehidupan ini, memang tidak selalu bisa berjalan mulus seperti yang kita harapkan. Kadang kita di hadapkan pada kenyataan hidup berupa kekhilafan, kegagalan, penipuan,fitnahan, penyakit, musibah, kebakaran, bencana alam, dan lain sebagainya. Manusia dengan segala kemajuan berpikir, teknologi, dan kemampuan antisipasinya, senantiasa berusaha mengantisipasi adanya potensi-potensi kegagalan, bahaya, atau musibah. Namun kenyataannya, tidak semua aspek bisa kita kuasai. Ada wilayah ‘X’ yang keberadaan dan keberlangsungannya sama sekali di luar kendali manusia.

Inilah wilayah Tuhan Yang Maha kuasa dengan segala misterinya. Sebagai makhluk berakal budi, wajar kita berusaha menghindarkan segala bentuk marabahaya. Tetapi jika marabahaya datang dan kita lagi mampu untuk mengubahnya, maka kita harus belajar dengan rasa syukur dan jiwa yang besar untuk menerimanya. Dengan demikian beban penderitaan mental akan jauh terasa lebih ringan, kalau tidak, kita akan mengalami penderitaan mental yang berkepanjangan. Sungguh, bisa bersyukur dalam keadaan apapun merupakan kekayaan jiwa. Maka saya sangat setuju sekali dengan kata bijak yang mengatakan

KEBAHAGIAAN DAN KEKAYAAN SEJATI ADA DI RASA BERSYUKUR. . . .

ok.. aku stuju banget sih..!! Kebahagiaan dan kekayaan itu merupakan harta yang sangat berharga bagi hidup kita..!!